Disebutkan dalam hadis Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa dalam shalatnya, yaitu pada tasyahud akhir, “Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari utang dan dosa.” Lalu beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau sering memohon perlindungan dari utang?”
Adapun (المَغْرَمُ) artinya adalah utang. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya jika seseorang berutang, tatkala berbicara, ia berdusta. Jika berjanji, ia mengingkari.” Hadis ini diriwayatkan Al-Bukhari dalam kitabnya Ash-Shahih.
Perhatikanlah, wahai saudaraku sesama muslim, bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memohon perlindungan kepada Allah dari utang dalam shalatnya.Beliau berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari utang…” “dan dari dosa,” yaitu kemaksiatan.
Dalam Shahih Al-Bukhari juga, diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku dahulu melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan aku sering mendengar beliau membaca doa: ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari kepengecutan dan kebakhilan, dan dari lilitan utang serta tekanan manusia.’”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering memohon perlindungan dari lilitan utang, yakni dari utang yang menumpuk hingga melilit seseorang. Karena ini sangat menyakitkan secara batin. Bahkan terkadang menyeret kepada maksiat-maksiat lain, sebagaimana sabda beliau: “Sesungguhnya jika seseorang berutang, tatkala berbicara, ia berdusta, karena tekanan utang itu membuatnya terdorong untuk berbohong. “Jika berjanji, ia mengingkari.” Yakni utang menyebabkannya mengingkari janji. Maka utang bisa menjadi sebab terjerumusnya seseorang ke dalam maksiat-maksiat lainnya. yang akhirnya dilakukannya.
Karena itu, wahai saudara-saudara, hendaklah kita meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan memohon perlindungan kepada Allah Ta‘ala dari utang, dengan membaca doa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, kepengecutan, kebakhilan, lilitan utang, dan kezaliman orang lain.” Atau doa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan utang.” Namun yang lebih baik, kita membaca keduanya sekaligus.Akan tetapi, doa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan utang” lebih sering dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalat-shalatnya, yaitu pada tasyahud akhir sebelum salam.
=====
جَاءَ فِي حَدِيثِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِي صَلَاتِهِ أَيْ فِي التَّشَهُّدِ الْأَخِيرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَغْرَمِ وَمِنَ الْمَأْثَمِ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ بِاللَّهِ مِنَ الْمَغْرَمِ؟
وَالْمَغْرَمُ هُوَ الدَّيْنُ فَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ أَخْرَجَهُ الْبُخَارِىُّ فِى صَحِيحِهِ
فَانْظُرْ يَا أَخِي الْمُسْلِمَ كَيْفَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَسْتَعِيذُ بِاللَّهِ تَعَالَى فِي صَلَاتِهِ مِنَ الدَّيْنِ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَغْرَمِ يَعْنِي مِنَ الدَّيْنِ وَمِنَ الْمَأْثَم أَيْ مِنَ الْمَعَاصِي
وَقَدْ جَاءَ فِي صَحِيحِ الْبُخَارِيِّ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ أَخْدِمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُنْتُ أَسْمَعُهُ يُكْثِرُ مِنْ أَنْ يَقُولَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَمِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَمِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَمِنْ غَلَبَةِ الدَّينِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
كَانَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ يَسْتَعِيذُ بِاللَّهِ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ مِنْ أَنْ تَتَرَاكَمَ الدُّيُونُ عَلَى الْإِنْسَانِ فَيَغْلِبُهُ الدَّيْنُ فَإِنَّ هَذَا مُؤْلِمٌ لِلْإِنْسَانِ نَفْسِيًّا وَرُبَّمَا يَجُرُّ مَعَهُ مَعَاصٍ أُخْرَى كَمَا قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ أَيْ أَنَّ هَذَا الدَّيْنَ يَتَسَبَّبُ فِي أَنْ يَضْغَطَ عَلَيْهِ فِي أَنْ يَكْذِبَ فِي الْحَدِيثِ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ أَنْ يَتَسَبَّبَ هَذَا الدَّيْنُ فِي أَنْ يُخْلِفَ الْوَعْدَ فَهَذَا الدَّيْنُ رُبَّمَا يَتَسَبَّبُ فِي مَعَاصٍ أُخْرَى يَقَعُ فِيْهَا الْإِنْسَانُ
وَلِهَذَا يَنْبَغِي لَنَا أَيُّهَا الإِخْوَةُ أَنْ نَقْتَدِيَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْ نَسْتَعِيذَ بِاللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدَّيْنِ أَنْ نَأْتِيَ بِهَذَا الدُّعَاءِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَغَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ أَوْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ وَالْأَحْسَنُ أَنْ نَجْمَعَ بَيْنَهُمَا لَكِنَّ حَدِيثَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ هَذَا كَانَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ يَقُولُهُ غَالِبًا فِي صَلَوَاتِهِ فِى التَّشَهُّدِ الْأَخِيرِ قُبَيْلَ السَّلَامِ